salam@iwakaf.or.id

icon-facebookicon-twittericon-instagramicon-youtube
Main Logo
HomeLayananProgramTentang Kami
article image
article image

24 September 2024

Sosok Abu Thalhah, Sahabat Nabi yang Suka Bersedekah

article image
By Administrator

Bagikan

Di antara banyak kisah inspiratif di zaman Nabi Muhammad Saw, salah satu yang paling mengesankan adalah kisah Abu Thalhah seorang sahabat yang terkenal akan keberaniannya dan ketulusan dalam membela agama Islam. 

Tidak hanya dikenal karena keberaniannya di medan perang, Abu Thalhah juga dikenal dengan kedermawananya yang luar biasa, karena mewakafkan harta yang paling dicintainya.

Abu Thalhah, nama lengkapnya adalah Zaid bin Sahl, salah satu sahabat sekaligus pengawal Nabi Muhammad SAW. Ia merupakan salah seorang dari kalangan Anshar, penduduk Madinah yang menyambut kedatangan Nabi Muhammad SAW dan para Muhajirin dari Mekah dengan tangan terbuka. Abu Thalhah terkenal karena kedermawanannya dan sifatnya yang sangat peduli terhadap kesejahteraan umat.

Pada masa itu, Abu Thalhah mewakafkan salah satu harta yang paling berharga yaitu kebun Bairaha’ yang sangat dicintainya. Kebun ini terletak di dekat Masjid Nabawi dan terkenal dengan buahnya yang subur dan berkualitas tinggi. Hal ini diceritakan oleh Anas bin Malik.

Anas bin Malik RA berkata, “Abu Thalhah RA adalah orang Anshar yang memiliki banyak harta di kota Madinah berupa kebun kurma. Ada kebun kurma yang paling ia cintai yang bernama Bairaha’. Kebun tersebut berada di depan masjid. Rasulullah SAW pernah memasukinya dan minum dari air yang begitu enak di dalamnya.”


Ketika ayat Al-Qur’an turun yang mengatakan:

لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ

"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai." (QS. Ali Imran: 92)

 

Lalu Abu Thalhah berdiri menghadap Rasulullah SAW, ia menyatakan, “Wahai, Rasulullah, Allah Swt berfirman, “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai.” (QS. Ali Imran: 92)

Sungguh harta yang paling aku cintai adalah kebun Bairaha’. Sungguh aku wakafkan kebun tersebut karena mengharap pahala dari Allah dan mengharap simpanan di akhirat. Aturlah tanah ini sebagaimana Allah SWT telah memberi petunjuk kepadamu. Lalu Rasulullah Saw bersabda, “Bakh! Itulah harta yang benar-benar beruntung. Itulah harta yang benar-benar beruntung. Aku memang telah mendengar perkataanmu ini. Aku berpendapat, hendaknya engkau sedekahkan tanahmu ini untuk kerabat. Lalu Abu Thalhah membaginya untuk kerabatnya dan anak pamannya.” (HR. Bukhari, no. 1461 dan Muslim, no. 998). Bakh maknanya untuk menyatakan besarnya suatu perkara.

Dari kisah Abu Thalhah ini, mengajarkan kepada kita tentang pentingnya keikhlasan dalam beramal. Abu Thalhah tidak hanya memberikan sesuatu yang berharga, tetapi juga menunjukkan bahwa ketika melakukan kebaikan harus dilakukan dengan tulus dan ikhlas, terutama dengan memberikan sesuatu yang amat kita cintai.

Semoga kisah ini dapat menginspirasi kita untuk memberikan sebagian dari apa yang kita cintai untuk membantu orang lain dengan berwakaf, demi mendapatkan pahala yang berlimpah dan bekal untuk akhirat. Yuk, Berikan wakaf terbaikmu di Iwakaf.

 

Referensi:


Bagikan Artikel ini

Artikel Terbaru Kami

Lihat Selengkapnya

Artikel Terbaru Kami

Lihat Selengkapnya